REVITALISASI
FEMINISME DRUPADI DALAM
NOVEL
DRUPADI PEREMPUAN POLIANDRIS KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
Wiyatmi1, Afendi Widayat2,
Andrian Eka Saputra1
1Prodi Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
2 Prodi Pendidikan Bahasa
Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
Korespondensi penulis:
wiyatmi@uny.ac.id
Abstrak
Drupadi merupakan
salah satu tokoh pepempuan yang memiliki peran dan posisi penting dalam epos Mahabharata ataupun wayang purwa di
Jawa. Dalam versi India Drupasi menikah dengan lima orang Pandawa. Namun, dalam
versi Jawa dia hanya menikah dengan Yudhistira. Secara historis novel Drupadi Perempuan Poliandri ditulis oleh
Sena Gumina Ajidarma merupakan salah satu novel yang merepsi sosok Drupadi
versi India maupun Jawa. Penelitian
ini bertujuan untuk menjelaskan karakter
tokoh Drupadi dalam Mahabharata versi
India dan Jawa direvitalisasikan dalam novel Indonesia berjudul Drupadi Perempuan Poliandris karya Sena
Gumira Ajidarma dengan menggunakan perspektif kritik sastra feminis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa karakter Drupadi yang digambarkan dalam novel
tersebut cenderung mengembalikan identitas Drupadi dalam Mahabharata
India sebagai istri kelima Padawa setelah
mereka memenangkan sayembara yang diselenggarakan Raja Drupada. Hal ini berbeda
dengan Drupadi dalam cerita wayang Jawa
yang mengambarkan Drupadi sebagai istri Raja Yudhistira sebagai Pandawa tertua.
Dalam novel karya Sena Gumira Ajidarma sosok Drupadi juga digambarkan sebagai
perempuan yang tidak hanya memiliki kecantikan sempurna, tetapi juga sangat
kritis terhadap takdir yang harus dijalaninya. Dalam perspektif feminis eksistensialis, dengan menampilkan
sosok Drupadi sebagai perempuan feminis, tampak Ajidarma menggugat kuasa
patriarki yang dominan dalam dunia pewayangan di Jawa yang menolak identitas
Drupadi dalam versi India sebagai seorang poliandris. Dalam perspektif male
feminis, melalui novelnya Drupadi
Perempuan Poliandris Sena Gumira Ajidarma menyuarakan eksistensi perempuan
yang setara dengan laki-laki. Oleh karena itu, setiap bentuk dominasi dan
kekerasan terhadap perempuan harus dilawan, dihentikan, dan dicegah.
Kata kunci: feminisme, wayang,
Mahabharata, poliandris, patriarki
REVITALIZATION OF
DRUPADI’S FEMINISM IN THE
NOVEL OF DRUPADI PEREMPUAN POLIANDRIS BY SENA GUMIRA AJIDARMA
Wiyatmi1,
Afendi Widayat2, Andrian Eka Saputra1
1Dept. of Indonesian Lit.,
Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta
2 Dept. of Javanese
Language, Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta
Author’s Correspondence: wiyatmi@uny.ac.id
Abstract
Drupadi is one of the female
characters who have important roles and positions in the epic Mahabharata or
wayang purwa in Java. In the Indian version Drupadi married five Pandavas.
However, in the Javanese version she was only married to Yudhisthira. Historically
the novel Drupadi Perempuan Poliandris
written by Sena Gumina Ajidarma is one of the novels that represent the figure
of Drupadi version of India and Java. This study aims to explain the character
of Drupadi characters in the Indian and Javanese version Mahabharata
revitalized in the Indonesian novel entitled Drupadi Perempuan Poliandris by Sena Gumira Ajidarma using the
perspective of feminist literary criticism. The results show that the Drupadi
character depicted in the novel tends to return the identity of Drupadi in the
Mahabharata of India as the wife of Pandawas after they won the competition
held by King Drupada. This is in contrast to Drupadi in the Javanese wayang
story depicting Drupadi as the wife of King Yudhisthira as the oldest Pandawa.
In the novel by Sena Gumira Ajidarma, Drupadi figure is also described as a
woman who not only has perfect beauty, but also very critical of her destiny
that must be lived. In the existentialist feminist perspective, featuring the
figure of Drupadi as a feminist woman, it appears that Ajidarma sues the
dominant patriarchal power in the world of puppetry in Java that rejects the
identity of Drupadi in the Indian version as a polyandrist. In the perspective
of male feminists, through his novel Drupadi
Perempuan Poliandris, Sena Gumira Ajidarma voices the existence of women
equal to men. Therefore, every form of domination and violence against women
must be resisted, stopped, and prevented.
Keywords:
feminism, wayang, Mahabharata, polyandrist, patriarchy
(makalah lengkapnya, bisa email ke andrianeksa@gmail.com)
Posting Komentar